Cinai lah ploduk-ploduk Indonesia

Alamak pemerintah katanya import cangkul dari China. Apakah tidak ada lagi perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi cangkul sehingga cangkul pun mesti di import dari negeri tirai bambu sana. Bukan lagi beras atau daging, kini pemerintah juga mesti impor cangkul China dan Vietnam.

Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tercatat mengimpor cangkul dari China. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu.

Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Syailendra mengatakan, pihaknya telah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kemendag telah memberi penunjukkan PT PII sebagai importir cangkul resmi.

"Agustus cangkul dari China sudah masuk, masuknya ke Medan. Kalau tidak salah kita dapat izin impor cangkul sampai Desember, sudah dapat izin kemendag," ucap Syailendra ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (29/10).

Menurutnya, impor cangkul perlu dilakukan untuk menekan peredaran cangkul impor ilegal. Kebutuhan cangkul dalam negeri memang cukup tinggi. Namun demikian, Syailendra tidak menyebut berapa banyak cangkul yang akan diimpor secara resmi.


Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) import cangkul dari China

"Kita ada surat persetujuan impor dari Kemendag. Terus terang kita untuk selama ini ilegal banyak masuk. Sedangkan kita sesuai nawacita Pak Jokowi mau memberantas barang ilegal. survei di lapangan banyak alat pertanian impor tapi ini izin dari mana, tidak tahu," katanya.

Saat ini, PT PPI telah mendapat izin impor cangkul dari China dan Vietnam. Namun, perusahaan pelat merah ini baru mendatangkan dari China saja.

Jadi miris lihat pemerintah cangkul pun mesti di import? Apa karena jelas bagi-bagi nya ya.

About Unknown

Aku suka menulis. Aku senang melakukannya. Bagiku, menulis adalah berbagi. Berbagi cerita suka, duka, bahagia, derita, semangat bahkan segala rasa bisa dibagi pada orang lain lewat tulisan, juga berbagi ide dan pikiran.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar